Gambar Sampul Bahasa Indonesia · e_Bab V Mempersiapkan Proposal
Bahasa Indonesia · e_Bab V Mempersiapkan Proposal
Suherli, dkk

24/08/2021 15:15:46

SMA 11 K-13 revisi 2017

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

141

Bahasa Indonesia

Pernahkah kamu melaksanakan suatu kegiatan di sekolah? Untuk

melancarkan kegiatan tersebut, kamu harus terlebih dahulu membuat sebuah

proposal. Proposal adalah rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk

rancangan kerja yang akan dilaksanakan. Rencana tersebut harus dituliskan

agar pihak yang berkepentingan dapat memahami dengan baik, memberikan

izin, dan menyumbangkan dana supaya kegiatan tersebut bisa terlaksana.

Untuk membekali kemampuanmu, pada bab ini kamu akan belajar:

1.

m

emahami informasi berdasarkan bagian-bagian penting proposal;

2.

m

enganalisis isi dan kaidah kebahasaan teks proposal;

Mempersiapkan

Proposal

Sumber: www.proposal.wpengine.netdna-cdn.com

Gambar 5.1 Ilustrasi menyerahkan proposal.

Bab V

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

142

3.

m

endiskusikan isi proposal; dan

4.

m

enyusun proposal.

Untuk membantumu dalam mempelajari dan mengembangkan kompetensi

dalam berbahasa, pelajari peta konsep di bawah ini dengan saksama!

Mempersiapkan

Proposal

Mengidentifikasi

bagian-bagian penting

proposal.

Menemukan informasi

yang dibaca untuk

dikembangkan menjadi

proposal.

Mengidentifikasi

informasi penting

dalam proposal

kegiatan atau

penelitian.

Melengkapi informasi

dalam proposal secara

lisan.

Mengidentifikasi isi

proposal dari informasi

yang dibaca.

Menyajikan proposal

hasil diskusi.

Menganalisis isi,

sistematika, dan

kebahasaan suatu

proposal.

Menganalisis isi teks

proposal.

Menganalisis kaidah

kebahasaan teks

proposal.

Merancang sebuah

proposal karya

ilmiah dengan

memperhatikan

informasi, tujuan, dan

esensi karya ilmiah.

Menelaah hasil

proposal.

Menyusun proposal

berdasarkan aspek-

aspek penting.

143

Bahasa Indonesia

A.

M

engidentifikasi Informasi Penting dalam Proposal

Kegiatan atau Penelitian

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.

m

engidentifikasi bagian-bagian penting proposal;

2.

m

enemukan informasi yang dibaca untuk dikembangkan

menjadi proposal.

Pernahkah kamu membuat proposal? Biasanya, proposal digunakan

sebagai pengajuan, permohonan, atau penawaran. Dengan adanya

proposal, kegiatan yang kita rencanakan bisa terlaksana dengan baik

sebab kita akan mendapat beberapa keuntungan, misalnya mendapat izin

pelaksanaan kegiatan dan mendapat bantuan dana.

Kegiatan 1

Mengidentifikasi Bagian-bagian Penting Proposal

Pada pembahasan ini, kamu akan mempelajari bagian-bagian penting

dalam proposal. Untuk menunjang pemahamanmu, perhatikanlah contoh

proposal berikut ini!

A.

J

udul proposal

: K

adar Keilmuan Tulisan Siswa SMAN 3 Tasikmalaya

p

ada Mading Sekolah

B.

P

endahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Bahasa yang digunakan dalam tulisan ilmiah memiliki

karakteristik dan ragam ilmiah. Oleh karena itu, tulisan ilmiah

menggunakan ragam bahasa tersendiri, yaitu ragam tulis ilmiah.

Bahasa tulis ilmiah merupakan suatu laras (register) dari ragam

bahasa resmi baku yang harus disusun secara jelas, teratur, dan tepat

makna. Ragam bahasa ilmiah yang digunakan dalam tulisan ilmiah

– dalam hal ini mading ilmiah – harus memiliki ketentuan tertentu

agar mampu mengomunikasikan pikiran, gagasan, dan pengertian

secara lengkap, ringkas, dan tepat makna.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

144

Salah satu ciri ragam bahasa tulis ilmiah adalah lebih

mengutamakan penggunaan kalimat pasif daripada aktif.

Pengutamaan bentuk kalimat pasif dalam tulisan ilmiah karena

tulisan ilmiah lebih cenderung bersifat impersonal, pengungkapan

suatu peristiwa lebih ditonjolkan daripada pelakunya. Oleh karena

itu, bentuk penulisan konstruksi kalimat pasif dalam tulisan ilmiah

sering dilakukan penulisnya.

Secara umum, suatu tulisan ilmiah dapat diartikan sebagai suatu

hasil karya yang dipandang memiliki kadar keilmiahan tertentu

serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah

pula. Karya ilmiah dapat dikomunikasikan secara tertulis dalam

bentuk tulisan ilmiah. Dengan demikian, tulisan ilmiah adalah

semua bentuk tulisan yang memiliki kadar ilmiah tertentu sesuai

dengan bidang keilmuannya.

Berbeda dengan karya sastra atau karya seni, karya ilmiah

mempunyai bentuk serta sifat yang formal karena isinya harus

mengikuti persyaratan-persyaratan tertentu sesuai dengan kaidah-

kaidah ilmiah. Tujuan penulisan karya ilmiah adalah menyampaikan

seperangkat informasi, data, keterangan, dan pikiran secara tegas,

ringkas, dan jelas. Kendatipun demikian, melalui kreativitas dan

daya nalar penulisnya, karya ilmiah dapat disusun sedemikian

rupa agar menarik perhatian pembaca tanpa melupakan nilai-nilai

ilmiahnya.

Suatu tulisan ilmiah pada hakikatnya merupakan hasil proses

berpikir ilmiah. Pola berpikir ilmiah yang digunakan dalam

mengungkapkan suatu tulisan ilmiah adalah pola berpikir reflektif,

yaitu suatu proses berpikir yang dilakukan dengan mengadakan

refleksi secara logis dan sistematis di antara kebenaran ilmiah

dan kenyataan empirik dalam mencari jawaban terhadap suatu

masalah. Cara berpikir induktif dan deduktif secara bersama-sama

mendasari proses berpikir reflektif.

Pola berpikir ilmiah sangat diperlukan untuk mencapai hasil

yang dapat dijamin kebenarannya secara ilmiah. Ada tiga aspek yang

diperlukan dalam menjuruskan ke dalam berpikir ilmiah tersebut.

Pertama

, perlu penjelasan ilmiah – dalam menghasilkan karya tulis

ilmiah diperlukan adanya kemampuan untuk menjelaskan pikiran

sedemikian rupa sehingga dapat dipahami secara objektif. Penjelasan

ilmiah dilakukan dengan menggunakan bahasa teknis ilmiah baik

secara verbal maupun nonverbal.

145

Bahasa Indonesia

Kedua,

pengertian operasional – dalam kegiatan ilmiah setiap

pengertian yang terkandung di dalamnya hendaknya bersifat

operasional agar terjadi kesamaan persepsi, visi, dan penafsiran.

Untuk itu, perlu dibuat rumusan yang jelas dan objektif. Jika

diperlukan, beberapa pengertian dapat dibuatkan rumusan

pengertiannya secara eksplisit. Membuat pengertian operasional

dapat dilakukan dengan membuat definisi atau sinonim dari hal-hal

yang akan dijelaskan. Di samping itu, pengertian operasional dapat

disusun dengan membuat deskripsi secara jelas baik segi kausal,

dinamis, maupun ciri-ciri yang dapat diidentifikasi.

Ketiga,

berpikir kuantitatif artinya untuk lebih menjamin

objektivitas penyampaian pikiran atau keterangan. Hal ini berarti

perlunya data kuantitatif sebagai pendukung terhadap segala

pikiran yang akan dikemukakan. Tulisan ilmiah dikemukakan

berdasarkan pemikiran, simpulan, serta pendapat/pendirian

penulis yang dirumuskan setelah mengumpulkan dan mengolah

berbagai informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, baik

teroretik maupun empirik. Tulisan ilmiah senantiasa bertolak dari

kebenaran ilmiah dalam bidang ilmu pengetahun, teknologi, dan

seni yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan. Titik

tolak ini merupakan sumber kerangka berpikir (paradigma) dalam

mengumpulkan informasi-informasi secara empirik.

Sehubungan dengan hal itu, untuk mengetahui kadar keilmuan

tulisan siswa maka perlu dilakukan kajian terhadap karya ilmiah

yang dibuat siswa SMA Negeri 3 Tasikmlaya. Untuk itu, kajian atau

penelitian dengan judul “Kadar Keilmuan Tulisan Siswa SMAN 3

Tasikmalaya pada Majalah Dinding (Mading) Sekolah” penting

untuk dilakukan. Rencana kegiatan ini dituangkan dalam proposal

penelitian ini.

2. Perumusan Masalah

Penelitian terhadap tulisan ilmiah para siswa SMAN 3

Tasikmalaya yang dipublikasikan pada majalah dinding (mading)

sekolah dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan

komprehensif tentang kadar keilmiahan tulisan yang berkaitan

dengan aspek kebahasaan dalam pengungkapan konsep-konsep

keilmuan dan fakta ilmiah. Penilaian yang dilakukan terhadap tulisan

ilmiah dalam mading itu meliputi penilaian unsur kebahasaan dan

unsur nonkebahasaan. Unsur kebahasaan terdiri atas penggunaan

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

146

kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, dan aspek mekanik

yang terdapat dalam tulisan, sedangkan unsur nonkebahasaan

terdiri atas unsur isi dan organisasi tulisan.

Penilaian terhadap unsur kebahasaan dimaksudkan

untuk mengetahui kecenderungan penggunaan unsur teknis

ilmiah kebahasaan yang terdapat dalam tulisan/mading yang

dipublikasikan. Adapun penilaian terhadap unsur nonkebahasaan

dimaksudkan untuk mengetahui kelengkapan informasi ilmiah dan

pengembangan alur berpikir yang disampaikan oleh penulis.

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dijadikan fokus

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

a.

B

agaimanakah kadar keilmiahan isi tulisan para siswa SMAN 3

Tasikmalaya dalam mading sekolahnya

?

b

.

B

agaimanakah kadar keilmiahan tulisan para siswa SMAN 3

Tasikmalaya dalam mading sekolahnya?

c.

B

agaimanakah kadar keilmiahan kosakata dan istilah yang

digunakan dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam

Mading sekolahnya

?

d

.

B

agaimanakah kadar keilmiahan pengembangan bahasa yang

digunakan dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam

mading sekolahnya

?

e

.

B

agaimanakah kadar keilmiahan aspek mekanik yang digunakan

dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang disajikan

dalam mading sekolahnya

?

3

. Tujuan Penelitian

Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan

penelitian sebagai berikut.

a.

U

ntuk mengetahui kadar keilmiahan isi tulisan para siswa SMAN

3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya.

b.

U

ntuk mengetahui kadar keilmiahan organisasi tulisan para

siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya.

c.

U

ntuk mengetahui kadar keilmiahan kosakata dan istilah tulisan

para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya.

d.

U

ntuk mengetahui kadar keilmiahan pengembangan bahasa

yang digunakan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading

sekolahnya.

e.

U

ntuk mengetahui kadar keilmiahan aspek mekanik yang

digunakan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading

sekolahnya.

147

Bahasa Indonesia

4. Kontribusi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam menambah pengetahuan

dan keterampilan yang berhubungan dengan tulisan yang berkadar

ilmiah. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat secara

praktis bagi guru dalam menulis mading yang berkadar ilmiah

dilihat dari aspek keilmiahan isi tulisan, organisasi, kosakata dan

istilah, pengembangan bahasa, dan mekanik yang terdapat dalam

tulisan mading. Hasil pendeskripsian tulisan berkadar ilmiah ini

nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman atau panduan bagi guru

dalam memberikan pembelajaran menulis yang berkadar ilmiah.

5. Definisi Operasional

Tulisan berkadar ilmiah adalah karangan tertulis yang

menyajikan fakta umum dengan menggunakan metode ilmiah

dan menggunakan aspek bahasa tulis ilmiah yang disajikan secara

singkat, ringkas, jelas, dan sistematis. Tulisan berkadar ilmiah yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah tulisan para siswa SMAN 3

Tasikmalaya yang dipublikasikan pada mading sekolahnya selama

tiga tahun terakhir.

C.

T

injauan Pustaka

Salah satu ranah kegiatan penting yang dilakukan guru di

universitas adalah kegiatan ilmiah, yakni kegiatan pengembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks), baik yang dilakukan melalui

aktivitas penelitian maupun publikasi ilmiah. Upaya pengembangan

ipteks bukan merupakan kegiatan individual atau kelompok melainkan

merupakan kegiatan universal yang melibatkan semua ilmuwan di

seluruh dunia. Oleh karena itu, para ilmuwan – terutama yang terlibat

dalam disiplin ilmu sejenis (

inhouse style)

perlu saling bekerja sama

dan berkolaborasi untuk mengomunikasikan dan memublikasikan

kegiatan ilmiah mereka.

Agar kerja sama dan kolaborasi tersebut efektif dan efisien, alat

komunikasi yang digunakan perlu disesuaikan dengan hakikat ilmu

pengetahuan serta dengan cara kerja para ilmuwan. Alat komunikasi

itu adalah ragam bahasa khusus, yang oleh bahasawan mazhab Praha

disebut ragam bahasa ilmiah (Davis, 1973: 229). Ciri utama ragam

bahasa ilmiah adalah serba nalar/logis, lugas/padat, jelas/eksplisit,

impersonal/objektif, dan berupa ragam baku (standar).

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

148

Johannes (1978: 2-3) mengemukakan ihwal gaya bahasa keilmuan

pada dasarnya sama pengertiannya dengan ragam bahasa fungsional

baku. Yang dimaksud dengan ragam fungsional baku adalah ragam

tulis yang ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut: (1) bahasanya adalah

bahasa resmi, bukan bahasa pergaulan; (2) sifatnya formal dan

objektif; (3) nadanya tidak emosional; (4) keindahan bahasanya tetap

diperhatikan; (5) kemubaziran dihindari; (6) isinya lengkap, bayan,

ringkas, meyakinkan, dan tepat.

Moeliono (1993: 3) menyatakan ciri-ciri bahasa keilmuan yang

menonjol adalah kecendekiaannya. Pencendekiaan bahasa itu dapat

diartikan proses penyesuaiannya menjadi bahasa yang mampu

membuat pernyataan yang tepat, saksama, dan abstrak. Bentuk

kalimatnya mencerminkan ketelitian penalaran yang objektif. Ada

hubungan logis antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain.

Hubungan antarkalimat yang logis meliputi relasi sebab akibat,

lantaran dan tujuan, hubungan kesejajaran, kemungkinan kementakan

(probabilitas), dan gelorat (

necessity

) yang diekspresikan lewat bangun

kalimat yang khusus.

Harjasujana (1993: 3) menyatakan, penggunaan bahasa dalam

ipteks itu khusus dan khas. Ciri dan karakteristiknya yang utama ialah

lugas, lurus, monosemantik, dan ajeg. Bahasa ilmiah itu harus hemat

dan cermat karena menghendaki respons yang pasti dari pembacanya.

Kaidah-kaidah sintaktis dan bentukan-bentukan bahasa dan ranah

penggantinya harus mudah dipahami. Kehematan penggunaan kata,

kecermatan dan kejelasan sintaksis yang berpadu dengan penghapusan

unsur-unsur yang bersifat pribadi dapat menghasilkan ragam bahasa

ilmiah yang umum. Kelugasan, keobjektifan, dan keajegan bahasa tulis

ilmiah itulah yang membedakannya dengan ragam bahasa sastra yang

subjektif, halus, dan lentur sehingga intrepretasi pembaca yang satu

kerap kali sangat berbeda dengan interpretasi dan apresiasi pembaca

lainnya.

Badudu (1992: 39) menjelaskan bahwa bahasa ilmiah merupakan

suatu laras (register) bahasa yang khusus, yang memiliki coraknya

sendiri. Bahasa ilmiah merupakan suatu laras dari ragam bahasa

resmi baku. Sebagai bahasa dengan laras khusus, bahasa ilmiah itu

harus jelas, teratur, tepat makna. Bahasa ilmiah adalah bahasa yang

berfungsi untuk menyampaikan informasi dengan cacat sekecil-

kecilnya. Artinya, jangan sampai bahasa yang digunakan itu demikian

banyak kekurangannya sehingga informasi yang akan disampaikan

149

Bahasa Indonesia

tidak sampai kepada sasarannya. Agar jelas, bahasa ilmiah harus

teratur, lengkap, tersusun baik, teliti dalam pengungkapannya, dan

membentuk satu kesatuan ide.

Unsur kebahasaan dan nonkebahasaan merupakan komponen

yang harus diperhatikan untuk menghasilkan tulisan yang jelas, benar,

baik, dan bermutu. Unsur-unsur kebahasaan dalam tulisan berkadar

ilmiah terdiri atas kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, dan

mekanik.

Pertama,

kosakata dan istilah yang digunakan hendaknya

memperhatikan pemanfaatan potensi kata canggih, kata dan ungkapan

yang dipilih tepat makna, dan penulis sendiri perlu mengetahui

pembentukan kata dan istilah. Pemanfaatan potensi kata yang terbatas

sebaiknya dihindari, apalagi pemanfaatan potensi kata dan istilah yang

asal-asalan. Hal lain yang perlu dihindari penulis adalah memilih kata

dan ungkapan yang kurang tepat sesuai dengan konteksnya. Apalagi

jika pilihan kata dan ungkapan yang kurang tepat itu sampai merusak

makna yang dimaksud oleh penulis. Pengetahuan kosakata dan istilah

yang rendah dari penulis dapat mempengaruhi kadar keilmiahan

tulisannya.

Kedua

, pengembangan bahasa dalam tulisan berkadar ilmiah

berkaitan dengan sintaksis yang digunakan penulis. Aturan sintaksis

yang perlu dikuasai penulis terutama yang berhubungan dengan

kalimat, klausa, dan frasa baik hubungan satuan-satuan tersebut

secara fungsional maupun hubungan secara maknawi. Dalam tulisan

berkadar ilmiah, penulis perlu memperhatikan konstruksi kalimat

yang digunakan. Konstruksi kalimat dapat saja berbentuk sederhana

atau kompleks, tetapi harus tetap efektif. Kesalahan serius dalam

konstruksi kalimat hendaknya perlu dihindari. Apalagi jika kesalahan

tersebut dapat membingungkan makna atau mengaburkan makna

yang dimaksud oleh penulis sehingga tulisan tidak komunikatif.

Ketiga,

aspek mekanik yang digunakan dalam tulisan berkadar

ilmiah berkaitan dengan aturan penulisan yang berupa ejaan dan

tanda baca. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis perlu

menguasai aturan penulisan, terutama yang berupa ejaan dan tanda

baca. Di samping ejaan dan tanda baca, penulis perlu memperhatikan

kerapian dan kebersihan tulisannya. Dalam menulis berkadar ilmiah,

penulis harus menghindari kesalahan ejaan dan tanda baca, apalagi

jika kesalahan tersebut dapat membingungkan atau mengaburkan

makna sehingga mengurangi nilai atau bobot dari tulisan tersebut.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

150

Di samping menguasai unsur-unsur kebahasaan, penulis juga

perlu menguasai unsur-unsur nonkebahasaan. Hal ini dimaksudkan

agar tujuan seseorang menulis bukan hanya menghasilkan bahasa

melainkan ada sesuatu yang akan diungkapkan dan dinyatakan melalui

sarana bahasa tulis. Adapun unsur nonkebahasaan dalam tulisan

berkadar ilmiah terdiri atas isi dan organisasi.

Pertama,

isi tulisan. Penulis harus memperhatikan kualitas dan

ruang lingkup isi yang hendak disampaikan. Isi tulisan yang dituangkan

hendaknya padat informasi, substantif, pengembangan gagasan tuntas,

dan relevan dengan permasalahan yang hendak disampaikan. Dalam

menyampaikan isi tulisan, penulis sebaiknya menghindari pemberian

informasi yang sangat terbatas, substansi yang disampaikan kurang

atau bahkan tidak ada substansi, pengembangan gagasan kurang

relevan atau tidak tampak.

Kedua

, organisasi dalam tulisan berkadar ilmiah berkaitan dengan

ekspresi atau gagasan yang akan diungkapkan oleh penulis. Agar

gagasan atau ekspresi yang dimaksud penulis tersampaikan, gagasan

itu perlu diungkapkan dengan jelas, lancar, padat, tertata dengan

baik, urutannya logis dan kohesif. Untuk menghasilkan tulisan

berkadar ilmiah yang baik dan sempurna, penulis harus menghindari

penyampaian gagasan yang kacau, terpotong-potong, pengembangan

yang tidak terorganisasi, dan tidak logis.

D.

M

etode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Tujuannya untuk

mendeskripsikan kadar keilmiahan isi tulisan, organisasi, kosakata dan

istilah, pengembangan bahasa, dan aspek mekanik tulisan para siswa

SMAN 3 Tasikmalaya yang dipublikasikan pada mading sekolah.

Data tulisan siswa berkadar ilmiah dalam mading diambil dalam

kurun waktu selama tiga tahun terakhir (2013

2016). Dalam kurun

waktu itu terdapat 48 artikel yang dipublikasikan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pembacaan berulang-

ulang dan teknik format isian. Teknik pembacaan berulang-ulang

bertujuan untuk mendata tulisan yang berkadar ilmiah. Teknik format

isian dimaksudkan untuk mengumpulkan data berupa tulisan berkadar

ilmiah yang menjadi sasaran penelitian ini.

151

Bahasa Indonesia

Analisis data dilakukan terhadap kadar tulisan ilmiah yang meliputi

isi tulisan, organisasi, kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, dan

aspek mekanik. Analisis kadar keilmiahan tulisan didasarkan pada

ciri-ciri dan sifat-sifat tulisan yang berkadar ilmiah tersebut. Untuk

mengetahui kadar keilmiahan tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya

yang dipublikasikan pada mading digunakan model penilaian tulisan

dengan menggunakan skala interval untuk tiap tingkatan tertentu

pada tiap aspek yang diteliti/dinilai.

Dari hasil analisis ini diharapkan akan diperoleh keluaran atau

hasil yang jelas dan komprehensif tentang kadar keilmiahan isi

tulisan, organisasi, kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, dan

aspek mekanik dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang

dipublikasikan pada mading sekolah, yang selanjutnya dapat dijadikan

pedoman dalam menulis dan memublikasikan artikel/tulisan pada

mading ilmiah.

E.

J

adwal Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini dijadwalkan sebagai berikut.

No.

Nama Kegiatan

Bulan

1.

Persiapan: penyusunan proposal,

penyusunan instrumen, dan studi

dokumentasi

Maret

April

2.

Seminar proposal/desain penelitian

Mei

3.

Pelaksanaan penelitian

Juni

Agustus

4.

Analisis data

September

Oktober

5.

Penyusunan laporan

November

6.

Seminar hasil penelitian, penyerahan

laporan

Desember

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

152

F.

R

encana Anggaran

S

ecara rinci, kebutuhan anggaran penelitian ini direncanakan

sebagai berikut.

No.

Uraian Kegiatan

Volume Kegiatan

dan Satuan Biaya

Jumlah Biaya

1.

Persiapan:

a.

Penyusunan

proposal

b.

Penyusunan

instrumen penelitian

c.

Koor

dinasi dengan

redaksi mading

1x Rp 200.000,00

1x Rp 150.000,00

1x3 org x

@ Rp 100.000,00

Rp 200.000,00

Rp 150.000,00

Rp 300.000,00

2.

Kegiatan operasional:

a.

pembacaan ar

tikel

mading

b. analisis data

48 artikel x

@ Rp 25.000,00

1 x Rp 300.000,00

Rp 1.200.000,00

Rp 300.000,00

3.

Bahan dan alat:

a.

ker

tas kuarto

b. tinta printer

1 rim x

@ Rp 30.000,00

2 buah x

@ Rp 200.000,00

Rp 30.000,00

Rp 400.000,00

4.

Penyusunan laporan

1 x Rp 100.000,00

Rp 100.000,00

5.

Seminar hasil penelitian

1 x Rp 150.000,00

Rp 150.000,00

6.

Penggandaan laporan

10 eks x

@ Rp 17.000,00

Rp 170.000,00

7.

Jumlah keseluruhan

Rp 3.000.000,00

G.

D

aftar Pustaka

Badudu, J.S. 1992.

Cakrawala Bahasa Indonesia II

. Jakarta: Gramedia.

Davis, P.W. 1973.

Introducing Applied Linguistics

. Harmondsworth:

Penguin Education.

Harjasujana, A.S. 1993. “Sistem Pengajaran Bahasa Indonesia Ragam

Ipteks di Perguruan Tinggi”,

Makalah Seminar Peningkatan

Mutu Pengajaran Bahasa Indonesia Ragam Ipteks di Perguruan

Tinggi

. Bandung: ITB.

153

Bahasa Indonesia

Johannes, H. 1993. “Gaya Bahasa Keilmuan”,

Kertas Kerja Kongres

Bahasa Indonesia III

. Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa.

Moeliono, A. 1993. “Bahasa yang Efektif dan Efisien”,

Makalah Seminar

Peningkatan Mutu Pengajaran Bahasa Indonesia Ragam Ipteks

di Perguruan Tinggi

. Bandung: ITB.

Nurgiyantoro, B. 1995.

Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Nuryanto, F. 1996. “Penggunaan Bahasa Indonesia Ilmiah oleh Guru

IKIP Yogyakarta”,

Mading Kependidikan

, Nomor 1, Tahun

XXVI, 1996. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP.

(Sumber: Khaerudin Kurniawan dengan beberapa perubahan)

Contoh tersebut adalah contoh proposal. Berdasarkan contoh tersebut

dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan proposal adalah teks yang

berupa permintaan kepada seseorang atau suatu lembaga untuk melakukan

suatu kegiatan (penelitian).

Tugas

1.

S

ecara berkelompok, cermatilah kembali contoh proposal di atas.

2.

K

emudian, jelaskanlah informasi-informasi yang kamu anggap penting

pada setiap bagiannya itu.

3.

B

erdasarkan informasi-informasi itu, rumuskan pula maksud/tujuan

dari adanya bagian-bagiannya itu.

Bagain-Bagian

Proposal

Informasi Penting

Maksud/Tujuan

a.

La

tar belakang

b.

Perumusan

masalah

c.

Tujuan

d.

Kontribusi

penelitian

e.

Definisi

operasional

f.

T

injauan pustaka

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

154

Bagain-Bagian

Proposal

Informasi Penting

Maksud/Tujuan

g.

M

etode penelitian

h.

Jadwal

pelaksanaan

i.

R

encana anggaran

j.

Daf

tar pustaka

Kegiatan 2

Menemukan Informasi yang Dibaca untuk Dikembangkan Menjadi

Proposal

Struktur penulisan proposal dapat bermacam-macam. Hal ini ber-

gantung pada jenis kegiatan yang diusulkannya. Dalam beberapa aspek,

proposal penelitian memiliki beberapa perbedaan dengan proposal

kegiatan kemasyarakatan. Namun, secara umum berikut bagian-bagian

yang sebaiknya ada di dalam proposal tersebut.

1.

L

atar Belakang

Dalam bagian ini dikemukakan tentang kejadian, keadaan, atau

hal yang melakarbelakangi pentingnya dilaksanakan suatu penelitian.

Apabila kegiatan yang diusulkan itu berupa kegiatan kesehatan

penduduk desa, yang kita kemukakan dalam latar belakang adalah

tentang berjangkitnya penyakit menular dan sebagainya.

2.

M

asalah dan Tujuan

Secara rinci dan spesifik kita perlu menyebutkan masalah dan

tujuan-tujuan kegiatan. Rumuskanlah tujuan-tujuan itu dengan rasional

dan persuasif sehingga yang membacanya tertarik pada tujuan-tujuan

tersebut.

3.

R

uang Lingkup Kegiatan

Kegiatan yang diusulkan harus dijelaskan batas-batasnya. Membatasi

ruang lingkup persoalan kegiatan, sekurang-kurangnya memberikan

dua manfaat. Dapat lebih terlihat oleh pengusul duduk persoalan dari

kegiatan yang akan dilakukannya. Bagi penerima usul, suatu deskripsi

yang konkret dan jelas akan lebih mudah pula dilihat kebaikan dan

kelemahannya. Baik pengusul maupun perima usul, masing-masing

akan menguji masalah itu dari ruang lingkup itu dengan bahan-bahan

literatur yang ada.

155

Bahasa Indonesia

4.

K

erangka Teoretis dan Hipotesis

Dalam hal ini dikemukakan telaah terhadap teori atau hasil-

hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang

dirumuskan. Telaah itu bisa berupa perbandingan, pengontrasan, dan

peletakan teori-teori itu pada masalah yang akan diteliti. Teori-teori itu

merupakan dasar argumentasi bagi pengusul dalam meneliti persoalan-

persoalannya sehingga diperoleh jawaban yang dapat diandalkan.

Dari teori-teori yang dikemukakan itu, penerima usul bisa memahami

bobot usulan itu di samping dapat mengetahui pula penguasaan

pengusul terhadap kegiatan yang diusulkannya.

5.

Metode

Pada bagian ini, dikemukakan metode kegiatan yang akan

dilaksanakan, termasuk teknik-teknik pengumpulan data. Dalam

hubungan ini dapat disebutkan metode historis, deskriptif, ataupun

eksperimental. Sementara itu, dalam hal teknik pengumpulan data

dapat disebutkan teknik angket (kuesioner), wawancara, observasi, studi

pustaka, atau tes. Dalam bagian ini harus juga dikemukakan rencana

pengolahan data yang diperlukan.

Melalui metode-metode yang digunakan, kegiatan yang direncanakan

itu dapat dinilai oleh penerima usul, yakni apakah rencana itu akan

diperoleh hasil yang memuaskan atau tidak. Semakin komprehensif,

metode yang diusulkan, penerima usul akan semakin yakin akan

rencana kegiatan itu. Melalui gambaran metode itu, dapat dinilai pula

olehnya jumlah biaya yang perlu dikeluarkan.

6.

P

elaksana Kegiatan

Salah satu faktor yang turut diperhitungkan oleh penerima proposal

adalah susunan personalia dari badan yang menyampaikan proposal

tersebut. Sebab itu, tuliskanlah personalia yang dapat diandalkan untuk

mengerjakan pekerjaan yang diusulkan itu. Bila perlu daftar personalia

atau pelaksana kegiatan tersebut dilengkapi dengan pendidikan dan

keahlian mereka. Apabila kegiatan itu berupa pengecatan jalan desa,

tentunya yang dikemukakan adalah susunan kepanitiannya termasuk

pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan itu.

Dalam proposal penelitian untuk penulisan skripsi, tesis, atau

disertasi, pelaksana kegiatan tidak perlu dikemukakan karena sudah

jelas, yakni mahasiswa itu sendiri.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

156

7.

Fasilitas

U

ntuk mengerjakan suatu pekerjaan diperlukan pula fasilitas-

fasilitas tertentu. Di pihak lain, fasilitas-fasilitas yang ada itu akan lebih

menekankan biaya sehingga kalkulasi biaya yang disodorkan akan

menjadi lebih murah daripada kalau harus menyewa dari pihak-pihak

lain.

Pengusul perlu menggambarkan bermacam-macam fasilitas yang

dimilikinya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meyakinkan lagi

penerima usul bahwa tawaran penulis memang benar-benar serius dan

penulis sanggup mengerjakannya dengan baik.

8.

K

euntungan dan Kerugian

Tentu lebih meyakinkan lagi jika dikemukakan juga keuntungan-

keuntungan yang akan diperoleh dari pekerjaan itu. Hal ini bukan

sesuatu yang berlebihan, tetapi untuk meyakinkan penerima usul

bahwa biaya yang akan dikeluarkan tidak akan sia-sia dengan yang akan

diperoleh. Keuntungan yang diperoleh dapat bersifat keuntungan yang

memang langsung diharapkan, keuntungan sampingan, penghematan,

dan sebagainya.

Akan lebih simpatik lagi apabila pengusul menyampaikan juga

kerugian atau hambatan-hambatan yang akan dihadapi kelak. Sering

kali orang takut mengemukakan keburukan atau kekurangan sesuatu

yang ditawarkan, takut kalau tawaran atau usulnya tidak diterima.

Dalam jangka panjang hal ini sebenarnya akan menguntungkan pihak

pengusul itu sendiri. Badan yang akan memberi pekerjaan akan lebih

percaya akan kejujuran pengusul yang dalam melaksanakan pekerjaan

itu.

9.

L

ama Waktu

Dalam proposal harus dijelaskan lama waktu pekerjaan itu akan

diselesaikan. Bila pekerjaan itu terdiri atas tahap-tahap pekerjaan, maka

tahap-tahap itu perlu diberikan dengan perincian waktu penyelesaian

masing-masing.

10. Pembiayaan

Biaya merupakan salah satu topik yang juga sangat diperhatikan

penerima usul. Namun, bagi badan penerima usul yang baik

reputasinya, kualitas pekerjaan merupakan hal yang lebih diutamakan.

Bagaimanapun juga, perincian biaya harus benar-benar digarap dalam

proposal ini sehingga dapat meyakinkan penerima usul.

Y

ang lebih diinginkan agar semua pos pembiayaan diberikan

perincian tersendiri. Perincian itu dapat dibagi untuk upah, alat

perlengkapan, belanja barang, biaya umum, dan sebagainya.

157

Bahasa Indonesia

Untuk lebih jelasnya, perhatikan sistematika proposal berikut!

1.

L

atar Belakang

2.

M

asalah dan Tujuan

a. Masalah

b. Tu j u a n

3.

R

uang Lingkup Kegiatan

a. Objek

b. Jenis-Jenis kegiatan

4.

K

erangka Teoretis dan Hipotesis

a. Kerangka teoretis

b. Hipotesis

5.

Metode

6.

P

elaksana Kegiatan

a. Penanggung jawab

b. Susunan personalia

7.

F

asilitas yang Tersedia

a. Sarana

b. Peralatan

8.

K

euntungan dan Kerugian

a. Keuntungan-Keuntungan

b. Kemungkinan kerugian

9.

L

ama Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Waktu

b. Tempat

10. Anggaran Biaya

11.

D

aftar Pustaka

12.

Lampiran-Lampiran

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

158

S

istematika tersebut dalam beberapa hal memiliki perbedaan

apabila proposal tersebut ditujukan untuk suatu penelitian. Sistematika

penulisan proposal penelitian adalah sebagai berikut.

1.

L

atar Belakang Masalah

2.

P

erumusan Masalah

3.

T

ujuan Penelitian

4.

M

anfaat Penelitian

5.

L

andasan Teori

6.

M

etode Penelitian

7.

K

erangka Penulisan Laporan

S

istematika proposal bersifat fleksibel, bergantung pada jenis

kegiatan yang akan dilaksanakan serta lembaga yang hendak dituju.

Biasanya setiap lembaga memiliki sistematika proposal yang relatif

berbeda-beda. Oleh karena itu, pengusul hendaknya memperhatikan

sistematika yang dikehendaki pihak penerima usul.

Tugas

1.

S

ecara berkelompok, cermatilah bagian-bagian dari contoh proposal di

atas. Kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

a.

P

roposal itu meliputi bagian-bagian apa saja?

b.

A

pakah bagian-bagiannya itu sudah lengkap sebagaimana yang

seharusnya untuk sebuah proposal penelitian?

2.

Sa

mpaikanlah jawaban kelompokmu itu di depan kelompok lainnya

untuk disamakan persepsinya sehingga diperoleh pemahaman yang

sama untuk seluruh warga kelas.

159

Bahasa Indonesia

B.

M

elengkapi Informasi dalam Proposal secara Lisan

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.

m

engidentifikasi isi proposal dari informasi yang dibaca;

2.

m

enyajikan proposal hasil diskusi.

Kegiatan 1

Mengidentifikasi Isi Proposal dari Informasi yang Dibaca

Dari proposal-proposal yang pernah kita baca, tentu kita memperoleh

banyak manfaat. Selain penambahan ilmu pengetahuan berkaitan dengan

masalah yang dikemukakan dalam teks itu, kita pun menjadi tahu tentang

prosedur pelaksanaan suatu kegiatan termasuk arti pentingnya kegiatan

itu. Misalnya, dari proposal tentang “pelatihan membaca dan menulis” di

atas kita menjadi mengetahui manfaat membaca dan menulis dan prosedur

pelatihannya. Dengan demikian, kita menjadi paham tentang pentingnya

kegiatan tersebut apabila diterapkan di sekolah masing-masing.

Dengan membaca proposal, kita pun didorong untuk lebih kreatif dalam

mencari berbagai terobosan kegiatan yang bermanfaat, baik bagi kita

sendiri maupun orang lain. Proposal-proposal yang kita baca memberikan

inspirasi tentang banyaknya kegiatan yang dapat kita lakukan dan dapat

pula kita kerja samakan penyelesaiannya dengan pihak lain.

Untuk sampai pada pemerolehan pengetahuan, pemahaman, dan sikap-

sikap itu, kita perlu memahami maksud teks secara lebih baik. Kita harus

memahami makna kata, kalimat, dan keseluruhan teksnya. Seperti yang

kita maklumi bahwa di dalam proposal banyak kata teknis yang memiliki

arti khusus. Dari teks proposal yang sudah dibaca, kita perlu mengetahui

terlebih dahulu makna dari kata-kata tersebut.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

160

Tugas

1.

B

acalah sebuah proposal penelitian ataupun proposal kegiatan-kegiatan

lainnya.

2.

S

ecara berkelompok, catatlah kebermanfaatan yang kamu peroleh serta

inspirasi yang dapat kamu kembangkan setelah membaca proposal

tersebut.

Judul proposal

: .....

Aku Menjadi Tahu tentang

....

Aku pun akan Merencakan

.......

3.

P

resentasikanlah laporan hasil diskusi kelompokmu itu. Mintalah

kelompok lain untuk memberikan penilaian/tanggapan-tanggapannya.

K

elompok penanggap: ....

Aspek

Bobot

Skor

Keterangan

a.

Keterperincian uraian

40

b.

Kelog

isan dalam

perencanaan

40

c.

Kejelasan dalam

pen

yampaian

20

Jumlah

100

161

Bahasa Indonesia

Kegiatan 2

Menyajikan Proposal Hasil Diskusi

Kita sudah mengetahui bahwa struktur proposal terdiri atas bagian-

bagian berikut.

1.

L

atar Belakang

2.

M

asalah dan Tujuan

a. Masalah

b. Tu j u a n

3.

R

uang Lingkup Kegiatan

a. Objek

b. Jenis-jenis kegiatan

4.

K

erangka Teoretis dan Hipotesis

a. Kerangka teoretis

b. Hipotesis

5.

Metode

6.

P

elaksana Kegiatan

a. Penanggung jawab

b. Susunan personalia

7.

F

asilitas yang Tersedia

a. Sarana

b. Peralatan

8.

K

euntungan dan Kerugian

a. Keuntungan-keuntungan

b. Kemungkinan kerugian

9.

L

ama Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Waktu

b. Tempat

10.

A

nggaran Biaya

11.

D

aftar Pustaka

12.

Lampiran-Lampiran

Sementara itu, kebahasaan yang menandai proposal adalah

banyaknya menggunakan fitur-fitur berikut.

1.

P

ernyataan argumentatif

2.

P

ernyataan persuasif

3.

K

ata-kata teknis

4.

K

ata kerja tindakan

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

162

5.

K

ata pendefinisian

6.

K

ata perincian

7.

K

ata keakanan

Struktur dan kaidah itulah yang menjadi pedoman kita ketika

mendiskusikan kelengkapan dan ketepatan suatu proposal. Selain itu,

diskusi tentang suatu teks proposal ataupun teks-teks lainnya dapat

pula berkenaan dengan kaidah-kaidah kebahasaan lainnya, seperti

keefektifan kalimat, ketepatan pemilihan kata, serta kebakuan ejaan dan

tanda bacanya.

Tugas

1.

L

akukanlah forum diskusi kelas.

2.

B

ersamaan dengan itu, persiapkanlah 2

3 kelompok untuk

mempresentasikan hasil analisis terhadap proposal yang telah dilakukan

pada pembelajaran sebelumnya.

3.

T

ampilkanlah laporan atas hasil analisis itu secara bergiliran di depan

kelas, untuk menyoroti kelengkapan struktur dan ketepatan kaidah

kebahasaannya.

4.

T

anggapilah setiap presentasi tersebut oleh anggota kelas dengan diatur

oleh seorang moderator.

5.

C

atatlah setiap pertanyaan dan tanggapan yang muncul dalam diskusi

tersebut untuk dijadikan rumusan simpulan.

6.

B

acakanlah simpulan untuk seluruh penampilan presentasi, berkaitan

dengan kelengkapan struktur dan kaidah-kaidah proposal-proposal itu.

Kelompok

Penampil

Catatan-catatan Penting

Simpulan

I

II

III

163

Bahasa Indonesia

C.

M

enganalisis Isi, Sistematika, dan Kebahasaan

Proposal

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.

m

enganalisis isi teks proposal;

2.

m

enganalisis kaidah kebahasaan teks proposal.

Kegiatan 1

Menganalisis Isi Teks Proposal

Berdasarkan contoh dan definisi proposal sebelumnya, kita dapat

mengetahui pula isi dari sebuah proposal secara umum, yakni berupa

usulan kegiatan. Adapun isinya secara khusus dapat bermacam-macam

bergantung pada jenis kegiatan yang diusulkannya itu. Di samping memiliki

kesamaan umum, proposal penelitian memiliki beberapa perbedaan

dengan proposal kegiatan bakti sosial, perlombaan, dan kegiatan-kegiatan

sejenis lainnya.

Tugas

1.

a.

P

erhatikanlah cuplikan proposal berikut.

b

.

T

ermasuk jenis proposal apakah teks tersebut?

c. S

ecara berkelompok, jelaskan isinya ke dalam 2

3 paragraf.

d

. Gunakan dengan bahasamu sendiri!

2.

C

ermati pula cuplikan proposal berikut untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan di bawah ini secara berdiskusi.

a.

P

roposal itu lazimnya diajukan oleh siapa?

b.

K

epada pihak manakah proposal itu sebaiknya kita ajukan?

c.

A

pakah bagian-bagian proposal itu sudah lengkap?

d.

A

pabila kamu berperan sebagai penerimanya, adakah isinya yang

masih memerlukan penjelasan?

e.

C

uplikan proposal itu dapatkan dimanfaat juga untuk kegiatan di

sekolahmu? Jelaskan!

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

164

A.

L

atar Belakang

Membaca dan menulis merupakan dua jenis keterampilan yang

harus dikuasai para siswa dalam bahasa dan sastra Indonesia, di

samping menyimak dan berbicara. Keduanya termasuk ke dalam

ragam bahasa tulis yang besar sekali kontribusinya bagi prestasi

dan masa depan para siswa. Membaca dan menulis juga merupakan

identitas peradaban sebuah masyarakat dan sekaligus kunci

keberhasilan dan kemajuan bangsa.

Namun, sayangnya dua keterampilan inilah yang selalu menjadi

persoalan klasik dalam dunia pendidikan Indonesia. Realitas

kemampuan membaca dan menulis para siswa kita memang tidak

menggembirakan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh sastrawan

Taufiq Ismail, melalui observasinya kepada beberapa siswa di

kawasan ASEAN, dia mengatakan bahwa anak-anak Indonesia

rabun membaca

dan

pincak menulis

atau bahkan dikatakan sebagai

bangsa yang malah

sudah buta membaca

dan

lumpuh menulis

.

Bukti lain turut menguatkan temuan tersebut adalah hasil

penelitian

International Association for the Evaluation of

Educational

Achievment

(IAEA), melaporkan bahwa kemampuan membaca

siswa SD Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39 negara peserta

studi. Rata-rata skor membaca untuk SD adalah sebagai berikut: (1)

Hongkong 755,5, (2) Singapura 74,0, (3) Thailand 65,1, (4) Filipina

52,6, dan (5) Indonesia 51,7. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa anak-anak Indonesia hanya mampu menguasai 30% materi

bacaan. Mereka menemukan kesulitan dalam membaca soal-soal

berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Kesulitan ini terjadi

karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal-

soal pilihan ganda di samping proses pembelajaran yang tidak

mendukung terhadap kemampuan penalaran dan praktik.

Kurikulum baru yang tidak beberapa lama lagi diberlakukan,

merupakan momentum terbaik dalam memperbaiki kondisi yang

tidak menggembirakan itu. Apalagi dengan pendekatan yang

digunakan kurikulum ini yang sangat kondusif bagi dilakukannya

upaya-upaya tersebut. Kurikulum baru tersebut memberdayakan

peran guru dalam pengembangannya, terutama dalam pemilihan

materi dan penggunaan metode yang sesuai dengan kompetensi para

siswanya. Dengan demikian, terangkatnya prestasi dan keterampilan

membaca dan menulis siswa, kembali kepada peran para pengajar

dalam pengajarannya. Untuk itu, sebuah upaya pembekalan

165

Bahasa Indonesia

terhadap para pengajar tentang pengembangan kurikulum dan

materi pengajaran membaca dan menulis sangat mendesak untuk

dilakukan.

B.

T

ujuan Pelatihan

1.

T

ujuan Umum

Tujuan umum pelatihan ini mencakup dua hal: (1)

meningkatkan pengetahuan, penguasaan, dan keterampilan

para pengajar terhadap substansi materi membaca dan menulis

dan (2) meningkatkan profesionalisme para pengajar dalam

mengajarkannya sesuai dengan kompetensi para siswa sesuai

dengan indikator-indikator pembelajaran yang telah ditetapkan

dalam kurikulum.

2.

T

ujuan Khusus

Secara khusus, tujuan pelatihan ini adalah sebagai berikut.

a.

M

eningkatkan daya baca para pengajar dalam beragam

keterampilan membaca.

b.

M

eningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pengajar

dalam mengembangkan perencanaan dan implementasi

pengajaran membaca di sekolah.

c.

M

eningkatkan daya tulis para pengajar dalam beragam

keterampilan menulis.

d.

M

eningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam

mengembangkan perencanaan dan implementasi pengajaran

menulis di sekolah.

C.

M

ateri Pelatihan

Secara garis besar, materi pokok pelatihan ini terdiri atas dua

macam: (1) keterampilan membaca beserta pembelajarannya dan

(2) keterampilan menulis beserta pembelajarannya.

K

edua hal tersebut dirinci berdasarkan kompetensi dasar

sebagaimana yang ada dalam materi pelatihan sebagai berikut.

1.

M

embaca cepat dan pembelajarannya.

2.

M

embaca nyaring dan pembelajarannya.

3.

M

embaca dalam hati dan pembelajarannya.

4.

M

embaca memindai dan pembelajarannya.

5.

M

embaca karya sastra dan pembelajarannya.

6.

M

enulis paragraf deskripsi dan pembelajarannya.

7.

M

enyunting dan pembelajarannya.

8.

M

enulis laporan dan pembelajarannya.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

166

9.

M

enulis surat dan pembelajarannya.

10.

M

enulis iklan dan pembelajarannya.

11.

M

enulis rangkuman/ringkasan dan pembelajarannya.

12.

M

enulis ulasan dan pembelajarannya

13.

P

enulis teks pidato dan pembelajarannya.

D.

Peserta

Peserta pelatihan ini adalah para pengajar Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia di SMP/MTs se-Kabupaten Pati.

E.

P

endekatan, Metode, dan Skenario Pelatihan

1.

Pendekatan

Pelatihan ini menggunakan pendekatan partisipatori

andragogi atau pelatihan partisipatif bagi orang dewasa, dengan

ciri-ciri sebagai berikut.

a.

S

elalu menghargai, memperhatikan pengetahuan, dan

pengalaman yang telah dimiliki peserta.

b.

M

emusatkan perhatian pada penemuan dan pemecahan

masalah dan bukannya pada penguasaan materi.

c.

M

engutamakan kesikutsertaan peserta secara aktif dan merata

dalam seluruh proses pelatihan.

d.

P

elatih tidak bertindak sebagai guru, tetapi sebagai fasilitator

yang memfasilitasi dan turut melibatkan diri dalam proses

pembelajaran.

e.

P

ersiapan, pelaksanaan, dan penilaian pelatihan dikerjakan

bersama-sama antara pelatih, panitia, dengan peserta.

f.

P

roses pembelajaran lebih mengutamakan peningkatan

pemahaman, penghayatan, pemecahan masalah, dan

pengalaman dari pengalihan pengetahuan.

2.

M

etode Pelatihan

Pendekatan yang partisipatif, menuntut metode pembelajaran

yang partisipatif pula. Metode-metode yang dimaksudkan

berupa:

a.

den

gar pendapat,

b.

cera

mah dan tanya jawab,

c.

si

lang baca dan diskusi kelompok,

d.

peragaan,

e.

k

erja perorangan,

167

Bahasa Indonesia

f.

k

erja kelompok, dan

g.

praktikum.

Dalam setiap penyajian, digunakan lebih dari satu metode

untuk mempertinggi daya serap peserta dan menghindari

kejenuhan.

3.

S

kenario Pelatihan

Pelatihan ini dilakukan secara partisipatif. Dalam pe-

laksanaannya, diselenggarakan melalui pemberian kesempatan

yang seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam setiap proses

pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta

adalah sebagai berikut.

a.

A

nalisis materi membaca dan menulis dalam kurikulum.

b.

B

erlatih membaca dan menulis.

c.

B

erlatih merancang rencana pembelajaran membaca dan

menulis.

d.

M

elakukan praktik pembelajaran membaca dan menulis.

e.

M

empresentasikan pengalaman hasil pelatihan peningkatan

kemampuan membaca dan menulis.

F.

S

arana dan Media Pelatihan

Sarana-sarana yang digunakan dalam pelatihan ini meliputi hal-

hal berikut.

1.

B

ahan bacaan, seperti kurikulum, buku sastra, karya ilmiah,

koran/majalah, buku teks, dan bahan-bahan bacaan lainnya

yang relevan.

2.

I

nstrumen-instrumen, seperti:

a.

f

ormat-format penilaian,

b.

lem

bar isian biodata peserta, dan

c.

j

adwal pelatihan.

3.

A

TK peserta, fasilitator, dan kesekretariatan.

4.

LCD

5.

L

embar transparansi

6.

W

hite board

/papan tulis

7.

K

ertas dinding

8.

S

pidol/kapur tulis.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

168

G. Waktu dan Tempat Pelatihan

1.

W

aktu Pelatihan

Pelatihan ini dilaksanakan selama enam hari efektif. Setiap

hari terdiri atas 10 jam pertemuan dengan perincian 6 jam

pelatihan di dalam kelas (tatap muka) dan 4 jam pertemuan studi

mandiri terstruktur.

2.

T

empat Pelatihan

Pelatihan dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pati.

Kegiatan 2

Menganalisis Kaidah Kebahasaan Teks Proposal

P

erhatikan kembali cuplikan berikut.

Kurikulum baru yang tidak beberapa lama lagi diberlakukan,

merupakan momentum terbaik dalam memperbaiki kondisi yang tidak

menggembirakan itu. Apalagi dengan pendekatan yang digunakan

kurikulum ini yang sangat kondusif bagi dilakukannya upaya-upaya

tersebut. Kurikulum baru tersebut memberdayakan peran guru dalam

pengembangannya, terutama dalam pemilihan materi dan penggunaan

metode yang sesuai dengan kompetensi para siswanya. Dengan demikian,

terangakatnya prestasi dan keterampilan membaca dan menulis

siswa, kembali kepada peran para pengajar dalam pengajarannya.

Untuk itu, sebuah upaya pembekalan terhadap para pengajar tentang

pengembangan kurikulum dan materi pengajaran membaca dan menulis

sangat mendesak untuk dilakukan.

Beberapa kaidah kebahasaan yang menandai sebuah proposal tampak di

dalamnya. Di dalam tersebut terdapat pernyataan-pernyataan yang bersifat

argumentatif. Argumen yang dimaksud, antara lain, tentang pemberlakuan

kurikulum baru sebagai momentum terbaik untuk memperbaiki kondisi

(pembelajaran). Kurikulum baru mendorong pemberdayaan peran guru

(pengajar) dalam mengembangkan kompetensi siswa. Argumen-argumen

tersebut akan lebih meyakinkan apabila disertai dengan alasan. Suatu

alasan sering kali menggunakan konjungsi penyebaban, seperti

sebab,

karena, oleh karena itu

.

Selain pernyataan-pernyataan argumentatif, di dalamnya terdapat

pernyataan-pernyataan yang bersifat persuasif. Hal ini dimaksudkan untuk

menggugah penerima proposal untuk menerima ajuan itu. Misalnya,

169

Bahasa Indonesia

perhatikanlah kalimat terakhir dalam cuplikan itu. Kalimat “Untuk itu,

sebuah upaya pembekalan terhadap para pengajar tentang pengembangan

kurikulum dan materi pengajaran membaca dan menulis sangat mendesak

untuk dilakukan” merupakan kalimat persuasif yang menyatakan

pentingnya kegiatan yang diajukannya itu sehingga diharapkan pihak yang

ditujunya bisa menerimanya.

Fitur-fitur kebahasaan lainnya yang menjadi penanda proposal adalah

sebagai berikut.

1.

M

enggunakan banyak istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegiatan

itu sendiri ataupun tentang istilah-istilah berkaitan dengan bidang

keilmuannya.

Istilah Kegiatan (Penelitian)

Istilah Keilmuan (Pendidikan)

abstrak

analisis data

hipotesis

instrumen

latar belakang

metode penelitian

pengolahan data

penelitian lapangan

pengumpulan data

populasi

sampel

teknik penelitian

afektif

buku pelajaran

kompetensi

kurikulum

materi pengajaran

media belajar

minat baca

pembelajaran

peserta didik

psikologis

sekolah

2.

M

enggunakan banyak kata kerja tindakan yang menyatakan

langkah-langkah kegiatan (metode penelitian). Kata-kata yang

dimaksud, misalnya,

berlatih

,

membaca

,

mengisi, mencampurkan,

mendokumentasikan, mengamati, melakukan.

3.

M

enggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisan, yang ditandai

oleh penggunaan kata

merupakan, adalah, yaitu, yakni

.

4.

M

enggunakan kata-kata yang bermakna perincian, seperti

selain itu,

petama, kedua, ketiga.

5.

M

enggunakan kata-kata yang bersifat “keakanan”, seperti

akan,

diharapkan, direncakan.

Hal itu sesuai dengan sifat proposal itu sendiri

sebagai suatu usulan, rencana, atau rancangan program kegiatan.

6.

M

enggunakan kata-kata bermakna lugas (denotatif ). Hal ini penting

guna menghindari kesalahan pemahaman antara pihak pengusul

dengan pihak tertuju/penerima proposal.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

170

Tugas 1

1.

I

stilah-istilah di bawah ini berkenaan dengan bidang: bahasa, sastra,

agama, budaya, komunikasi, fisika, atau biologi?

Peristilahan

Bidang Keilmuan

a.

novel

b.

fonem

c.

gamelan

d.

bakteri

e.

keterbacaan

f.

p

ermintaan pasar

g.

gravitasi

h.

huruf

i.

sanitasi

j.

gurindam

2.

A

pa maksud dari istilah-istilah berikut?

Peristilahan

Pengertian

a.

abstrak

b.

biaya

c.

data

d.

f

okus penelitian

e.

hipotesis

f.

kualitatif

g.

populasi

h.

random

i.

sampel

j.

statistik

3.

L

akukan kegiatan berikut sesuai dengan instruksinya!

a.

B

acalah sebuah proposal, baik di perpustakaan ataupun dari internet.

b.

Bersama 2

4 orang teman, identifikasilah fitur-fitur kebahasaan

yang menandai proposal tersebut.

171

Bahasa Indonesia

c.

Sa

jikanlah proposal tersebut dalam format sebagai berikut.

J

udul proposal

: ....

P

ihak penyusun

: ....

T

ertuju

: ....

Fitur Kebahasaan

Kutipan Teks

Pernyataan argumentatif

Pernyataan persuasif

Kata-kata teknis

Kata kerja tindakan

Kata pendefinisian

Kata perincian

Kata keakanan

d.

A

dakah fitur kebahasaan lainnya yang bisa menjadi penanda utama

proposal tersebut? Jelaskanlah!

D.

M

erancang Sebuah Proposal Karya Ilmiah dengan

Memperhatikan Informasi, Tujuan, dan Esensi Karya

Ilmiah

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.

m

enelaah hasil proposal;

2.

m

enyusun proposal berdasarkan aspek-aspek penting.

Kegiatan 1

Menelaah Hasil Proposal

Penyusunan proposal harus diawali dengan analisis masalah ataupun

kebutuhan di lapangan. Untuk itu, kita tidak bisa serta merta mengajukan

sebuah kegiatan yang nantinya tidak sesuai dengan masalah ataupun

kebutuhan nyatanya. Untuk itu, terlebih dahulu kita harus mengumpulkan

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

172

sejumlah fakta yang menjadi dasar penyusunan proposal itu, yakni

melalui observasi langsung ataupun dengan kegiatan wawancara ataupun

penyebaran angket.

Langkah kedua adalah membaca berbagai literatur untuk memperkuat

temuan-temuan dari lapangan itu. Literatur juga berperan sebagai rujukan

atas bermasalah atau tidaknya temuan-temuan di lapangan itu.

Berdasarkan hal di atas, kamu akan mengetahui informasi, tujuan, dan

esensi dalam proposal. Telah kamu ketahui bahwa proposal adalah sebuah

tulisan yang dibuat oleh penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau

menjelaskan sebuah tujuan kegiatan kepada pembaca (individu atau

perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan

kegiatan tersebut lebih detail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat

memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada pembaca sehingga

akhirnya memperoleh persamaan visi dan misi.

Tugas

Marilah mengumpulkan bahan-bahan untuk menyusun proposal!

1.

L

akukanlah observasi terhadap lingkungan di sekitar tempat tinggalmu,

baik itu melalui pengamatan langsung ataupun melalui wawancara

dengan tokoh setempat, berkenaan dengan permasalahan kesehatan,

keamanan, moralitas, kelestarian lingkungan hidup, dan persoalan-

persoalan lainnya.

2.

P

ilihlah dari sekian persoalan yang kamu temukan itu yang dianggap

penting dan mendesak untuk dicari penyebab ataupun pemecahannya.

3.

B

ersama beberapa teman, rumuskanlah bentuk kegiatan penelitian

yang relevan dengan persoalan tersebut.

4.

C

ari pula referensi yang dapat memperkuat dan memperjelas persoalan

yang kamu hadapi itu.

Format Bahan-Bahan Proposal

Jenis Persoalan

Fakta Lapangan

Teori Pendukung

Perkiraan Solusi

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

173

Bahasa Indonesia

5.

P

resentasikan atau silang bacakan catatan kelompokmu itu untuk

mendapatkan tanggapan/masukan dari kelompok-kelompok lainnya.

Penanggap

Tanggapan/Saran

Kegiatan 2

Menyusun Proposal Berdasarkan Aspek-Aspek Penting

Pada pembahasan terakhir ini, kamu harus mampu merancang

proposal berdasarkan aspek-aspek penting. Namun, terlebih dahulu kamu

harus memahami bagaimana penyusunan proposal. Penyusunan proposal

bisa dilakukan melalui observasi lapangan atau membaca dari literatur.

Supaya lebih mudah dalam membuat penyusunan proposal, kamu harus

mengawalinya dengan melakukan analisis terhadap suatu masalah atau

kebutuhan di lapangan.

Dengan demikian, kita bisa mengajukan suatu kegiatan yang sesuai

dengan kenyataan yang ada di lapangan. Ada tiga hal yang dapat dilakukan

untuk mengumpulkan sejumlah fakta dan data yang menjadi pusat

penyusunan proposal, yaitu melalui observasi langsung, melakukan

wawancara dengan narasumber, atau melalui penyebaran angket.

Langkah selanjutnya ialah dengan membaca berbagai literatur untuk

memperkuat temuan-temuan dari lapangan itu. Literatur juga berperan

sebagai rujukan atas bermasalah atau tidaknya temuan-temuan di lapangan

itu.

Penyusunan proposal harus diawali dengan kegiatan observasi

lapangan ataupun membaca berbagai literatur. Kegiatan itu sudah kamu

lakukan, bukan? Langkah berikutnya yang harus kamu lakukan adalah

mengembangkan temuan-temuanmu itu ke dalam sebuah proposal yang

lengkap, jelas, dan menarik.

1.

L

engkap

, perhatikanlah kelengkapan bagian-bagian proposal, mulai

dari latar belakang sampai bagian daftar pustaka; mungkin juga

lampiran-lampiran yang perlu disertakan. Untuk itu, kita harus

memahami kembali struktur proposal yang telah dipelajari terdahulu.

2.

Je

las

, perhatikan pula kaidah-kaidah kebahasaan yang lazim digunakan

untuk proposal sehingga proposal yang kamu buat itu mudah dipahami

oleh pembacanya.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

174

3.

M

enarik

, perhatikan teknik penyajiannya; tata letak, ilustrasi, pemilihan

jenis huruf, spasi, dan hal-hal lainnya sehingga penerima usul tertarik

untuk membacanya. Dengan demikian, hal tersebut membantu pula di

dalam proses pengesahan proposal tersebut.

Tugas

1.

D

engan berkelompok, buatlah sebuah proposal sesuai dengan temuan-

temuan masalah yang telah kamu tetapkan pada pembelajaran

sebelumnya.

2.

S

usunlah proposal tersebut dengan memperhatikan kelengkapan

struktur dan kaidahnya yang benar.

3.

P

resentasikanlah proposal tersebut di depan kelompok lainnya.

Gunakanlah alat peraga atau perangkat multimedia untuk membantu

memperjelas presentasi kelompokmu itu.

4.

M

intalah kelompok lain untuk memberikan tanggapan dengan

menggunakan format berikut.

Aspek

Isi Tanggapan

a.

T

ingkat kepentingan/

kebermanfaatan kegiatan yang

diajukan.

b.

Ket

epatan dalam struktur teks.

c.

Kebak

uan dalam penggunaan

kaidah kebahasaan.

d.

Kejelasan dalam pen

yampaian.

e.

Da

ya tarik presentasi.

5.

B

erlatih pula secara mandiri untuk menyusun proposal suatu kegiatan

yang akan dilakukan pada kegiatan di sekolah atau kegiatan di

lingkungan tempat tinggalmu!